Survey membuktikan sebagian besar
orang melampiaskan justru kepada orang yang paling dia cintai. Dan ini
seringkali berakibat fatal. Apakah kamu tipe orang yang pemarah dan melampiaskan
kemarahan kepada pasangan/jodohmu? Ini ada cerita menarik untuk kamu.
Suatu hari Tuhan mempertemukan
caca dan coco. Mereka bertemu dan
menjalin hubungan. Akhirnya coco meminta kepastian kepada caca.
Coco : Siapa yang paling kamu
cintai didunia ini?
Caca : Kamu dong.
Coco : Menurut kamu, aku ini
siapa?
Caca : (Berpikir sejenak, lalu
menatap coco dengan kelembutan) kamu adalah jodohku. Tuhan menciptakan manusia
untuk saling berpasangan, untuk saling melengkapi dan saling menyeimbangkan. Jodoh
dari Tuhan bagaikan nafas yang dihembuskan di dalam dada, tanpa itu dada aku
akan terasa sakit karena tidak ada udara.
Akhirnya mereka menikah, caca dan
coco mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu,pasangan
muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang
kian mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam
membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai
bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas.
Sampai akhirnya pada sebuah
pertengkaran yang terjadi di depan rumah mereka, coco berniat pergi dari rumah.
Saat didepan pintu,coco berteriak, “kamu ngga cinta lagi sama aku!!”
Caca merasa suaminya tidak dewasa
dan terlalu berlebihan. Secara spontan caca balik berteriak, “aku menyesal kita
menikah!! Kamu ternyata bukan jodohku, aku ngga butuh kamu!”
Coco langsung terdiam, berdiri
terpaku untuk beberapa saat. Dia berusaha menahan air matanya, sambil terus
memandangi caca,seakan tidak percaya pada apa yang telah dia dengar.
Caca sebenarnya juga menyesal
akan apa yang telah diaucapkan barusan. Tetapi nasi telah menjadi bubur, paku
telah dia tancapkan ke hati coco,dan ucapan itu tidak mungkin untuk ditarik
kembali. Dengan berlinang air mata, coco kembali ke rumah dan mengambil
barang-barangnya, tekadnya sudah bulat untuk berpisah. Dia pun berpamitan
kepada caca. “Kalau aku bukan jodohmu, biarkan aku pergi. Lebih baik kita berpisah
dan mencari jodoh sejati kita masing-masing.”
Beberapa tahun kemudian…
Caca telah mempunyai pasangan
baru. Akan tetapi dia masih berusaha mencari informasi tentang kehidupan coco.
ternyata coco pernah ke luar negeri,menikah dengan orang asing, bercerai dan
kini kembali ke kota itu. Caca sebenarnya merasa kecewa, karena dia tidak pernah
diberi kesempatan untuk memperbaikinya, coco melanjutkan hidupnya tanpa caca.
Di setiap malam, caca selalu
merasakan ada yang sakit di dalam dadanya. Di dalam hatinya, dia merindukan coco
walaupun sekarang caca telah memiliki pasangan. Dia selalu berdoa kepada Tuhan
untuk dapat bertemu kembali dengan coco.
Akhirnya Tuhan mengabulkan
permintaan doa caca.mereka dipertemukan kembali. Disaat caca hendak menjemput pasangannya
yang baru di bandara, tempat dimana banyak terjadi pertemuan dan perpisahan. Tanpa
sengaja mereka saling berpapasan, mata merekapun saling berpandangan dan seakan
tak mau lepas satu sama lain. Caca pun memberanikan diri untuk memulai
percakapan.
Caca : apa kabar?
Coco : Baik, emmm…. Apakah kamu
sudah menemukan jodohmu yang kamu mau?
Caca : belum.
Coco : Maaf ,aku tak bisa mengobrol
lama-lama. Aku akan terbang ke new York sebentar lagi. Dan akan kembali 2
minggu kemudian.
Caca : Ok, saat kamu kembali 2
minggu lagi, telpon aku jika kamu longgar. Kamu masih simpan nomorku khan?
Coco pun mengangguk sambil tersenyum
kemudian beranjak pergi. Di kejauhan coco melambaikan tangan kepada caca.
Waktu 1 minggu pun berlalu, dalam
penantiannya , caca mendapatkan kabar kalau coco mengalami kecelakaan dan
meninggal ditempat. Cacapun terdiam dan tak bisa berkata apa-apa.
Saat malam tiba, dia merasakan
dadanya begitu sesak,bahkan jauh lebih sakit dari malam-malam sebelumnya. Kini pun
dia sadar, sakit itu adalah karena coco, nafas yang dia sia-siakan. Yang telah
dengan bodohnya dia buang. Sekarang dia hanya bisa menyesali.Tuhan ambil
kembali jodoh yang diberikanNya.
Cerita diatas hanyalah gambaran
semata. Semoga ada hikmah yang dapat di peroleh dari cerita ini. Bersyukurlah dengan
apa yang telah diberikan oleh Tuhan karena saat engkau menyia-nyiakan
pemberianNya, maka Tuhan akan ambil kembali itu. Berusahalah untuk tidak melontarkan
kata-kata yang akan kita sesali, karena setiap orang memiliki hati nurani, saat
kamu menancapkan pedang ke hatinya, tetap akan ada lubang yang ada meski kamu
telah berhasil mencabut pedang itu.
Terima kasih telah membaca.
Comments
Post a Comment